Makalah Bank Umum Bank Sentral

BANK UMUM DAN BANK SENTRAL
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Keuangan dan Perbankan yang dibina oleh Bapak Dr. Imam Mukhlis, S.E., M.Si

Disusun oleh :
Kelompok 2
Danang Eko Budiarto             (130741615777 / A)
M. Latif Rinaldi                      (130741607061 / A)
Rizqo Nuril Aini                     (130741615771 / A)
Solihah                                    (130741 / A)
Tria Septi Wulandari               (130741615801/ A)
Tyas Tamara Aldilla                (130741615755/ A)
Yoyok Subroto                       (130741615 / A)


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Jalan Semarang No.05 Malang 65145 ( ( 0341 ) 551312
Maret 2015

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan penyusunan makalah Ekonomi Keuangan dan Perbankan dengan judul Bank Umum dan Bank Sentral dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini kami susun untuk digunakan sebagai bacaan dan sebagai penunjang kegiatan mata kuliah Ekonomi Keuangan dan Perbankan. Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat bagi mahasiswa lainnya. Amin




Malang,           Maret  2015



Penulis



DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.....................................................................................
1.2.Rumusan Masalah.................................................................................
1.3.Tujuan ..................................................................................................
BAB II  PEMBAHASAN
2.1  Peran bank dalam perekonomian............................................................
2.2  Kegiatan operasional bank ....................................................................
2.3  Bank sentral............................................................................................
2.4  Mekanisme kebijakan moneter...............................................................
2.5  Bank Indonesia Rate dan stabilitas perekonomian.................................
BAB III  PENUTUP
            3.1.     Kesimpulan.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suatu perekonomian dapat berjalan dengan baik ketika ditopang oleh keberadaan sektor keuangan. Dalam sektor keuangan tersebut, berkembang lembaga keuangan bank yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dalam bidang keuangan. Bank dalam kegiatannya berfungsi untuk menjembatani antara pihak-pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Melalui fungsi intermediasi tersebut, baka dapat berperan dalam menjaga likuiditas keuangan yang dibutuhkan dalam perekonomian. Dengan kondisi perbankan yang sehat, efisien dan bermanfaat bagi perekonomian menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga kelangsungan pembangunan ekonomi.
Dalam kegiatan perekonomian di suatu negara terdapat dua macam bank, yaitu bank umum dan bank sentral. Bank sentral memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan ekonomi dan moneter yang dalam kegiatannya dapat bertindak sebagai agen pemerintah. Bank Sentral di Indonesia yaitu disebut dengan Bank Indonesia (BI). Sedangkan, yang dimaksud dengan bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank sentral tidak sama dengan bank umum yang  bertujuan menginvestasikan asetnya untuk memaksimalkan urofit. Dengan fungsi tersebut, bank umum memiliki peranan yang strategis dalam menyelaraskan dan menyeimbangkan unsur-unsur pemerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional suatu negara yang bersangkutan.



1.2.Rumusan Masalah
           Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana peran bank dalam perekonomian ?
2.      Bagaimana pelaksanaan kegiatan operasional bank ?
3.      Apa yang dimaksud dengan bank sentral ?
4.      Bagaimana pelaksanaan mekanisme kebijakan moneter ?
5.      Apa yang dimaksud dengan Bank Indonesia Rate dan stabilitas perekonomian ?

1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah  ini adalah :
1.      Untuk mengetahui bagaimana peran bank dalam perekonomian.
2.      Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan operasional bank.
3.      Untuk mengetahui pengertian dari bank sentral.
4.      Untuk mengetahui bagaiamana pelaksanaan mekanisme kebijakan moneter.
5.      Untuk mengetahui pengertian dari Bank Indonesia Rate dan stabilitas perekonomian.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Bank dalam Perekonomian
Bank merupakan salah satu lembaga keungan yang berperan penting dalam penyediaan likuiditas keuangan dalam perekonomian. Dalam perkembangannya bank di berbagai negara maju menghadapi tiga isu utama deregulasi, inovasi dan globalisasi. Bank berperan dalam menjebatani antar pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana fungsi ini merupakan sebuah peran penting bank dalam memfasilitasi pendanaan kepada peminjam dengan peluang investasi yang produktif.
Peran bank dalam kegiatan ekonomi menjadikan lembaga keuangan ini dapat dikatakan sebagai jantung sekotr keuangan. Bank dapat berperan dalam mejaga stabilitas sekotr keuangan dan stabilitas perekonomian secara makro. Pada kasus di banyak negara porsi bank dalam penghimpunan dana dan masyarakat lebih besar dibandingkan dengan lembaga keuangan bukan bank.
Pencapaian pertumbuhan ekonomi disuatau Negara dapat dipengaruhi secara signitifikasn oleh keberadaan lembaga keungan bank. Bank dengan segenap kegiatan operasionalnya dapat memberikan kontribusi yang signitifikan dalam membangun fundamental perekonomian untuk menjadi lebih kuat lagi. Di Indonesia terdapat berbagai bank, yaitu : bank umum, bank syariah, bank pembangunan daerah dan bank perkreditan rakyat. Bank-bank tersebut memiliki karakter bisnis yang berbeda beda sesuai dengan core bisnis yang dianutnya diantara berbagai bentuk bank tersebut jenis bank umu mendominasi kegiatan perbankan nasional.
Berbagai bentuk layanan yang diberikan bank tersebut dapat memperluas akses masyarakat terhadapa lembaga keuangan bank. Dalam hal ini perluasan akses masyarakat terhadap lembaga keuangan bank ini dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan kagiatan perekonomian.

2.2 Kegiatan Operasioanl Bank
            Kegiatan utama bank adalah melayani nasabah sebaik mungkin, sehingga nasabah dapat memercayakan pemenuhan kebutuhanya melalui bank. Kegiatan-kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang beraneka ragam dapat diintegrasikan dalam satu layanan yang dikoordinasikan oleh bank melalui kartu kredit dan kartu ATM. Berbagai upaya dilakukan bank untuk menarik nasabahnya. Dalam bentuk lebih konkret, layanan bank tidak terlepas dari fungsi intermediasi. Oleh karena itu, kegiatan operasional bank secara umum meliputi: kegiatan penghimpunan dana dan kegiatan pengalokasian dana. Bank akan memberikan insentif kepada pemilik dana yang bersedia menyimpan dananya di bank. Oleh karena itu, bank memberikan kembalian dalam bentuk tingkat bunga. Begitu sebaliknya, bagi masyarakat yang ingin meminjam dana dari bank, maka akan dikenakan dalam transaksi dari sisi penghimpunan dan pengalokasian dana tersebut adalah sebagai berikut (Matthews dan Thompson, 2005: 37)
            The return to the server (Rs)   = R –Ts
            The cost to the Borrower (Rb) = R –Tb
                        Keterangan :
                        R = tingkat bunga,
                        Ts = kembalian terhadap pemilik,
                        Tb = Biaya bagi peminjam dana
Oleh karena itu, Spread dari tingkat bunga yang diterima bank adalah sebesar
Rb – Rs = Tb +Ts
 
             

Selain itu, karena dalam transaksi dengan peminjaman dana terdapat biaya transaksi, maka besarnya spread dari tingkat bunga bank menjadi:
Rb – Rs = Tb +Ts + C
 
             
      Dalam kegiatan operasional tersebut, Bank juga diharapkan pada munculnya sistem asimetri informasi. Asimteri informasi ini terjadi karena peminjam memiliki informasi yang lebih banyak dari bank mengenai proyek yang akan didanai dari pinjaman bank. Asimetri informasi dalam bisnis bank ini akan menimbulkan masalah, yakni moral hazard dan adverse selection. Untuk mengatasi hal ini, bank dapat melakukan upaya-upaya sebagai berikut (Mathews dan Thompson, 2005: 41)
a)      Bank adalah subjek skala ekonomi dalam kegiatan peminjaman / pemberian dana sehingga dapat mempertimbangkan koalisi pembagian infromasi.
b)      Bank melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang diberi dana pinjaman
c)      Bank menyediakan komitmen dalam jangka panjang.
       Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank akan memiliki neraca (laporan posisi keuangan). Neraca ini memaparkan kondisi sumber-sumber penerimaan dana beserta besarnya (liabilitas), juga memaparkan pengalokasian dana beserta besarnya (aset).
   
Total Aset = Total Liabilitas + Modal

        Berdasarkan pada neraca keuangan dan neraca laba/rugi, bank dapat melakukan analisis terhadap keinerja keuanganya. Analisis keuangan dapat membantu manajemen dalam mengukur kapasitas keuangan dan kemampuan pencapaian keuntungan dalam kegiatan operasionalnya.

2.3 Bank Sentral
Perkembangan perekonomian negara tidak dapat dilepaskan dari peran bank sentral. Dalam hal ini bank sentral dapat berperan dalam menjaga stabilitas harga, baik harga dalam negeri maupun harga luar negeri. Selain itu, bank sentral juga berperan dalam menjaga harmonisasi operasional sector perbankan dalam menyediakan likuiditas keuangan dalam perekonomian. Melalui perannya, bank sentral dapat mempengaruhi tingkat bunga, jumlah uang beredar dalam perekonomian, jumlah kredit dan keluaran dalam perekonomian.
            Dalam menjaga stabilitas perekonomian guna pencapaian tujuan dari kebijkan moneter, bank sentral dihadapkan pada situasi yang dinamis dalam perekonomian rill. Stabilitas perekonomian yang dicerminkan oleh adanya tingkat pengangguran yang berkurang dan inflasi yang terkendali memiliki konsekuensi pada pilihan kebijakan yang diambil. Diasumsikan preferensi bank sentral bank sentral dapat dituliskan ke dalam fungsi utilitas sebagai berikut ( Handa, 2009 : 365).
Di mana :
            Dalam hal ini, notasi U adalah utilitas bank sentral, adalah tingkat inflasi, dan   adalah tingkat pengangguran. Pada kondisi tersebut, bank sentral dihadapkan pada pilihan kebijakan antara pengendalian harga-harga dan pengendalian pengangguran.
            Bank sentral dapat berperan dalam menjalankan fungsi stabilisasi perekonomian secara makro. Peran ini dapat dijalankan oleh bank sentral melalui instrumen kebijakan moneter yang merupakan domain kebijakannya. Stabilitas perekonomian tersebut dapat dikaitkan dengan kondisi pada inflasi dan pengangguran memiliki implikasi yang bersifat trade off. Manakala bank sentral mengarahkan kebijakannya pada penurunan inflasi, maka secara teoritis hal tersebut akan meningkatkan pengangguran yang terjadi dalam perekonomian dan sebaliknya. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, sebagai berikut :
a.      Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen sukunbunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang mengingat gangguan moneter berdampak langsung berbagai aspek ekonomi. Untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation targeting framework.
b.      Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Untuk mencegah terjadinya kegagalan, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hokum (law enforcement) harus dijalankan.
c.       Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi resiko dalam sistem pembayaran yang cendrung semakin meningkat antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (real time gross settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran.
d.      Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sector keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan.
e.       Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jarring pengaman sistem keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisonal Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis. Fungsi ini akan diberikan kepada bank yang mengalami masalah likuiditas pada kondisi normal maupun krisis yang bersifat sistematis.
2.4 Mekanisme Kebijakan Moneter
            Untuk mencapai stabilitas dalam perekonomian, maka bank sentral mengeluarkan berbagai kebijakan. Dalam pelaksanaannya kebijakan yang dominan adalah kebijakan moneter. Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dilakukan melalui berbagai instrumen pada moneter, seperti tingkat bunga, peredaran uang dan giro wajib minimum bank. Kebijakan moneter diarahkan pada pencapaian tujuan stabilitas perekonomian, diantaranya adalah mengatasi pengangguran yang rendah, inflasi rendah, stabilitas pasar keuangan dan stabilitas nilai tukar mata uang. Dalam kebijakan moneter dapat dibagi menjadi kebijakan moneter yang sifatnya ekspansif dan konstruktif. Terdapat tiga (3) instrumen utama dalam kebijakan moneter, yaitu pasar terbuka, discount rate dan reserve requirements.
            Tujuan akhir dari kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai tukar rupiah dapat tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Guna mencapai tujuan ini, Bank Indonesia menetapkan suku bunga kebijakan BI Rate sebagai instrumen kebijakan utama untuk memeranguhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujua akhir pencapaian inflasi.
            Mekanisme kebijakan moneter tersebut terjadi melalui interaksi antara bank sentral, perbankan dan sektor keuangan serta sektor riil. Perubahan suku bunga BI memengaruhi inflasi melalui jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset dan jalur ekspektasi. Pada jalur suku bunga deposito dan kredit, kredit yang disalurkan dan jalur harga aset (saham dan obligasi) dapat memengaruhi kegiatan konsumsi dan investasi. Sedangkan, melalui instrumen suku bunga BI pada jalur nilai tukar mata uang rupiah dapat memengaruhi ekspor. Dampak dari adanya kegiatan konsumsi, investasi dan ekspor dapat memengaruhi pencapaian keluaran negara yang diukur dengan indikator Produk Domestik Bruto (PDB). Mekanisme transmisi kebijakan moneter juga dilakukan melalui perubaha pada ekspektasi inflasi perilaku ekonomi dan juga masyarakat. BI dengan instrumen suku bunganya dapat memengaruhi ekspektasi inflasi, sehingga BI dapat mengendalikan tingkat inflasi yang terjadi dalam perekonomian.
            Kebijakan moneter yang bersifat ekspansif yang diambil Bank Indonesia menggunakan berbagai instrumen dengan tujuan memperluas kegiatan perekonomian dan pencapaian keluaran yang semakin tinggi. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami kelesuan sebagai akibat dari krisis ekonomi yang bersumber dari dalam negeri dan luar negeri. kebijakan moneter yang bersifat ekspansif dilakukan pada kondisi perekonomian yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Perekonomian sedang mengalami kelesuan.
b.      Tingkat likuiditas keuangan mengalami kemacetan.
c.       Sektor usaha di sektor riil tidak berkembang.
d.      Daya beli masyarakat berkurang.
e.       Pengangguran yang semakin meningkat.

Dalam kebijakan moneter yang ekspansif tersebut Bank Indonesia dapat menggunakan instrumen tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Tingkat SBI atau BI Rate merupakan tingkat bunga yang dijadikan acuan bagi bank-bank di Indonesia dalam penentuan tingkat bunganya. Dalam kebijakan bersifat ekspansif ini, Bank Indonesia dapat menurunkan suku bunga BI nya. Sebagai implikasinya, bank-bank yang ada di Indonesia meresponnya dengan menurunkan tingkat bunga simpanan maupun tingkat bunga banka akan berdampak pada penurunan minat masyarakat dalam menyimpan uangnya di bank. Ketika tingkat bunga kredit turun, maka kondisi tersebut akan meningkatkan motivasi individu untuk memperluas usahanya melalui pembiayaan dari bank. Penurunan tingkat bunga kredit akan mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan kapasitas produksinya melalui kegiatan investasi yang dilakukannya.  
Dalam konteks kebijakan moneter yang konteraktif, maka bank Indonesia dapat menaikan BI rate-nya. Sebagai implikasinya, bank-bank yang ada di Indonesia dapat meresponya dengan menaikkan tingkat bunga simpanan maupun tingkat bunga pinjaman (kredit). Pada sisi tingkat bunga simpanan maka kenaikan  tingkat bunga Bank akan berdampak pada kenaikkan minat masyarakat dalam menyimpan uang di bank. Hal ini akan dapat mempengaruhi ekspetasi masyarakat dalam perekonomian, sehingga orang akan mengurangi jumlah uang tunai yang di pegangnya untuk di alihkan pada sector perbankan (simpan). Dengan kata lain, masyarakat yang tadinya memegang uang berlebih (overlikuidity),beralih menyimpan di bank.
Pada sisi lain dapat di jelaskan bahwa jika tingkat bunga kredit meningkat, maka kondisi tersebut akan menurunkan motivasi individu untuk memperluas usahanya melalui pembiyaan dari bank. Semakin meningkatnya tingkat suku bunga, maka hal tersebut akan di respon oleh pelaku usaha untuk mengurangi volume pinjaman uang ke lembaga keuangan bank. Semakin berkurang dana yang bjsa di akses oleh pelaku usaha dari bank akan menyebabkan aliran uang yang semakin kecil dalam usaha di sector riil. Peningkatan tingkat bunga kredit ini akan mendorong pelaku usaha untuk menurunkan kapasitas produksinya melalui kegiatan investasi yang di lakukannya. Pelaku usaha adalah semakin meningkatnya biaya dari pinjaman uang dari bank. Hal ini mengandung arti semakin meningkatnya biaya produksi dalam menghasilkan keluaran. Semakin menurunnya kegiatan investasi ini akan dapat berimbas pada pengurangan lapangan kerja yang semakin meningkat.
Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya, kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument tingkat bunga. Dalam persamaan tersebut, besar kecilnya suku bunga akan mempengaruhi besarnya investasi. Kebijakan moneter yang ekspansif akan di tandai dengan tingkat bunga yang tinggi, sehingga investasi akan berkurang dan pendapatan nasional juga akan menurun. Adanya penurunan tingkat suku bunga bank akan berdampak pada kenaikan investasi dalam perekonomian. Kenaikan investasi ini akan mendorong kenaikan dalam permintaan agregat (aggregate demand-AD). Sebagaimana dikethui, komponen dalam permintaan agregat meliputi unsure konsumsi, investasi, pengeluaranpemerintah, ekspor dan impor. Jika terjadi kenaikan dalam salah satu komponen permintaan agregat dengan asumsi komponen yang lain tetap, maka secara komulatif besarnya permintaan aggregate akan mengalami kenaikan juga.
Investasi merupakan salah satu komponen penting dalam pembentukan permintaan aggregat. Dengan adanya kebijakan moneter yang ekspansif dalam bentuk penurunan tingkat bunga bank, maka hal tersebut dapat meningkatkan nilai investasi dalam perekonomian. Dalam hal ini, kenaikan investasi akan mendorong kenaikan permintaan aggregate dan kondisi ini akan memicu terjadinya kenaikan dalam pendapatan nasional keseimbangan.
2.5 Bank Indonesia (BI) Rate dan Stabilitas Perekonomian
Salah satu instrument moneter yang digunakan oleh bank Indonesia adalah penentuan BI rate. BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan di umumkan kepada publik. BI rate di umumkan oleh dewan gubernur bank Indonesia setiap rapat dewan gubernur bulanan dan di impelementasikan oleh operasi moneter yang di lakukkan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Kebijakan oprasional moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga pasar uang antar-bank overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposit dan pada giliran suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan factor-faktor lain dalam perekonomian, bank Indonesia pada umunya akan menaikkan BI rate apabila inflasi kedepan diperkirakan melampaui sasaran yang telah di tetapkan. Sebaliknya, bank Indonesia akan menurunkan BI rate apabila inflasi kedepan di perkirakan berada di bawah sasaran yang telah di tetapkan. BI rate tersebut merupakan acuaan bagi perbankan umum yang ada di Indonesia dalam menentukan tingkat bunganya, baik tingkat bunga simpanan maupun tingkat bunga pinjaman. Hal ini karena lembaga keuangan bank akan menyesuaikan besaran tingkat bunganya sesuai dengan perkembangan dalam angka BI rate.
Sebagaimana diketahui, situasi ketidakstabilan perekonomian yang terjadi di Negara-negara maju, seperti di AS memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi stabilitas perekonomian di Negara Indonesia. Kebijakan pengetatan anggaran yang terjadi di AS dalam rangka penyelamatan perekonomianya, memberikan dampak terhadap kinerja ekonomi internasional Indonesia. Ekonomi yang terjadi di luar negeri memberikan dampak rill terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia. Ekspor komoditas yang selama ini mengalir dari Indonesia ke Negara-negara maju mengalami gangguan dan dapat mengancam keberlanjutan ekspor Indonesia keluar negeri. Penurunan nilai ekspor yang tidak segera diatasi dapat mengakibatkan terjadinya deficit neraca perdagangan internasional dan bahkan defisit Negara pembayaran internasional Indonesia. Kondisi ini pada akhirnya akan semakin menyebabkan terperensiasinya nilai tukar Rp/US$ di pasar valuta asing (exchange rate market).
Kebijakan terbaru yang ditempuh oleh bank sentral AS dengan kebijakan yang di kenal dengan tapering off pada akhir tahun 2013 dapat mencerminkan adanya pengetatan liquiditas keuangan yang terjadi pada perekonomian di AS. Melalui kebijakan tersebut, pemerintah AS berharap akan penarikan liquiditas kembali ke AS sebagai usaha untuk membangun sector moneter dan keuangan yang lebih baik lagi. Selain itu, kebijakan tersebut juga mengharapkan dapat memperbaiki kinerja fiskal setelah pada periode-periode sebelumnya mengalami peristiwa shutdown yang berakibat pada penurunan pelayanan public kepada warga Negara di AS.
Kondisi eksternal pelayanan domestic yang bergerak secara dinamis tersebut perlu mendapatkan antisipasi dan respon yang positif dari otoritas moneter di Indonesia. Dalam hal ini, bank Indonesia merupakan institusi yang memiliki kewenangan guna menjaga stabilitas moneter guna mencapai stabilitas perekonomian yang lebih baik. Kebijakan moneter melalui instrumen BI rate dapat dipandang sebagai cara bank Indonesia dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi melaui perubahan bank umum dalam penentuan tingkat bunganya. Lembaga keuangan bank merupakan institusi keuangan di Indonesia yang memiliki porsi terbesar dibandingkan dengan lembaga keuangan lain dalam mendorong kegiatan ekonomi masyarakat, baik dalam hal penghimpunan dana dan pengalokasian dana untuk pembiyaan investasi dalam negeri.



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Bank merupakan salah satu lembaga keungan yang berperan penting dalam penyediaan likuiditas keuangan dalam perekonomian. Peran bank dalam kegiatan ekonomi menjadikan lembaga keuangan ini dapat dikatakan sebagai jantung sekotr keuangan. Bank dapat berperan dalam mejaga stabilitas sekotr keuangan dan stabilitas perekonomian secara makro. egiatan utama bank adalah melayani nasabah sebaik mungkin, sehingga nasabah dapat memercayakan pemenuhan kebutuhanya melalui bank. Kegiatan-kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang beraneka ragam dapat diintegrasikan dalam satu layanan.
Bank sentral dapat berperan dalam menjaga stabilitas harga, baik harga dalam negeri maupun harga luar negeri. Selain itu, bank sentral juga berperan dalam menjaga harmonisasi operasional sector perbankan dalam menyediakan likuiditas keuangan dalam perekonomian. Melalui perannya, bank sentral dapat mempengaruhi tingkat bunga, jumlah uang beredar dalam perekonomian, jumlah kredit dan keluaran dalam perekonomian.
Untuk mencapai stabilitas dalam perekonomian, maka bank sentral mengeluarkan berbagai kebijakan. Dalam pelaksanaannya kebijakan yang dominan adalah kebijakan moneter. Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dilakukan melalui berbagai instrumen pada moneter, seperti tingkat bunga, peredaran uang dan giro wajib minimum bank. Salah satu instrument moneter yang digunakan oleh bank Indonesia adalah penentuan BI rate. BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan di umumkan kepada publik.



DAFTAR PUSTAKA

Faiza Ulfa. 2012. Bank Sentral dan Bank Umum. http://faiza-ulfa.blogspot.com/2012/04/bank-sentral-dan-bank-umum.html, diakses tanggal 15 Maret 2015


Imam Mukhlis. 2015. Ekonomi Keuangan dan Perbankan : Teori dan Aplikasi. Malang : Salemba Empat

Komentar

  1. Casino, Spa & Event Center, Las Vegas - MapYRO
    View, compare and 전라남도 출장안마 chose a 통영 출장샵 location. You 오산 출장마사지 can browse MapYRO's 서울특별 출장안마 database of 안산 출장안마 over 250 casino, spa, event center, spa, event center, spa,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan sebagai kapital manusia